Raja Thailand Sekarang

Raja Thailand Sekarang

Video: Digitalisasi, Tekan Biaya Operasional & Bikin Apotek Lebih Cuan

TRIBUNNEWS.COM - Ratu Elizabeth II telah meninggal dunia pada usia 96 tahun, Kamis (8/9/2022) di Kastil Balmoral, Skotlandia.

Elizabeth II merupakan raja terlama di Inggris, yang memerintah selama 70 tahun.

Dengan meninggalnya Ratu Elizabeth II, maka Pangeran Charles akan menjadi penerus takhta Kerajaan Inggris sebagai Raja Charles III.

Britania Raya adalah monarki konstitusional, di mana raja berbagi kekuasaan dengan pemerintah yang terorganisir secara konstitusional.

Raja atau ratu yang memerintah adalah kepala negara.

Semua kekuatan politik berada di tangan perdana menteri (kepala pemerintahan) dan kabinet, dan raja harus bertindak atas saran mereka.

Baca juga: Prosesi Pemakaman Ratu Elizabeth II akan Berlangsung Selama 10 Hari

Berikut ini daftar raja dan ratu Inggris dari pertama hingga sekarang, dikutip dari Britannica:

Egbert: Dinasti Saxon (802-839 M)

Aethelwulf: Saxon (839-856/858 M)

Aethelbald: Saxon (855/856-860 M)

Aethelberht: Saxon (860-856/866 M)

Aethelred I: Saxon (865/866-871 M)

Alfred the Great: Saxon (871-899 M)

Radiology is the backbone of medicine.After completion of degree students will have high opportunities in medical nuclear medicines, diagnostic departments, clinics, government and private hospitals, diagnostic centers and so on.

Waktu di Bangkok, Thailand sekarang

Jam akan update secara otomatis jika anda menyalakan JavaScript di browser anda.

Minggu, 15 Desember 2024, minggu 50

Jakarta, CNBC Indonesia - Blackberry mulai melakukan perubahan besar pada perusahaan. Dari sebelumnya pernah menjadi raja HP, sekarang banting setir di bidang software.

Blackberry Limited diketahui membeli Cylance pada 2019 lalu senilai US$1,4 miliar (Rp 21,7 triliun). Perusahaan yang berbasis di Irvine, California telah berdiri sejak 2012.

Cylance mengerjakan pengembangan program antivirus dan jenis software lain untuk mencegah virus dan malware. Cylance menggunakan pembelajaran mesin untuk mencegah adanya pelanggaran pada keamanan.

Dalam presentasi kepada investor, Blackberry memastikan akan lebih fokus pada Cylance. Pengeluaran akan dialihkan untuk pertumbuhan lebih tinggi pada perusahaan yang berbasis di Irvine,California, Amerika Serikat (AS).

Blackberry melaporkan Cylance akan membukukan kerugian inti yang disesuaikan sebesar US$51 juta (Rp 790 miliar) untuk tahun fiskal ini, dikutip dari Reuters, Kamis (17/10/2024).

Sementara itu, Blackberry juga berencana meningkatkan alokasi modal ke bisnis komunikasi aman dan Internet of Things (IoT). Keduanya dirasa menguntungkan dan pendorong pertumbuhan utama.

Saat ini, perusahaan asal Kanada tengah dalam proses memisahkan bisnis IoT dan keamanan siber untuk menjadi independen.

Blackberry juga telah mengeluarkan perkiraan EBITDA pada 2026 mencapai US$50 juta hingga US$60 juta (Rp 775-940 miliar) Jumlah tersebut di atas perkiraan analis senilai US$47,8 juta (Rp 741 miliar)

Untuk pendapatan dari IoT diperkirakan mencapai US$225 juta-US$235 juta (Rp 3,4-3,6 triliun) pada tahun depan. Ekspektasi itu naik dari penghasilan tahun lalu sebesar US$215 juta.

Saksikan video di bawah ini: